Setiap manusia pasti akan menghadapi berbagai kesulitan hidup bagaikan roller-coaster. Adakalanya kita berada megah di atas dan adakalanya kita berduka di bawah. Kedua-duanya sebenarnya merupakan ujian bagi kita sebagai hamba Allah di muka bumi ini agar dapat dikenal-pasti siapakah di antara kita yang paling berkualitas amalnya menelusuri cara kita menghadapi ujian-ujian tersebut. Firman Allah SWT :
Dia lah yang telah mentakdirkan adanya mati dan hidup (kamu) – untuk menguji dan menzahirkan keadaan kamu: siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya; dan Dia Maha Kuasa (membalas amal kamu), lagi Maha Pengampun, (bagi orang-orang yang bertaubat) – al-Mulk (67) : 2
Ujian daripada Allah SWT ini meliputi seluruh hamba-Nya yang taat maupun yang durhaka. Malah ujian bagi hamba-hamba-Nya taat adalah lebih hebat berbanding dengan mereka yang ingkar.
Rasulullah saw pernah di tanya:
Ya Rasulullah, siapakah yang paling keras mendapatkan ujian? Baginda menjawab: Para Nabi dan
pengikut-pengikutnya. Seseorang itu akan diuji sesuai dengan kadar agama, jika kadar beragamanya kuat maka ujiannya semakin keras. Jika kadar beragamanya lemah maka dia diuji sesuai dengan kadar agamanya. Seorang hamba akan senatiasa diuji sampai dia akan dibiarkan berjalan di muka bumi tanpa membawa dosa kesalahan. – Hadis riwayat Imam al-Tirmidzi (no: 2322)
Justru itu segala ujian daripada Allah SWT ini haruslah kita tempuh dengan penuh kesabaran agar ia dapat mendekatkan kita kepada-Nya dan menerima segala limpah rahmat-Nya.
Firman Allah SWT.:
Demi sesungguhnya! Kami akan menguji kamu dengan sedikit perasaan takut (kepada musuh) dan (dengan merasai) kelaparan, dan (dengan berlakunya) kekurangan dari harta benda dan jiwa serta hasil tanaman. Dan berilah khabar gembira kepada orang-orang yang sabar: (yaitu) orang-orang yang apabila mereka ditimpa oleh sesuatu kesusahan, mereka berkata: (Innalillahi wa inna ilahirajiun) “Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jualah kami kembali.” Mereka itu ialah orang-orang yang dilimpahi dengan berbagai-bagai kebaikan daripada Tuhan mereka serta rahmat-Nya; dan mereka itulah orang-orang yang dapat petunjuk hidayah-Nya. – al-Baqarah (2) : 157
Apakah itu sabar?
Sabar adalah teguh dan tetap berada di atas landasan yang dikehendaki oleh agama apabila berhadapan atau menentang sesuatu pengaruh yang ditimbulkan oleh hawa nafsu baik ketika ingin mengerjakan perbuatan untuk mencari ketaatan Allah, melakukan perkara-perkara maksiat dan ketika ditimpa musibah. Manusia senantiasa berada di dalam situasi di mana pengaruh agama senantiasa berperang dengan hawa nafsu. Demi untuk menjamin hawa nafsu dapat dkendalikan maka sifat sabar itu perlu ada bagi setiap orang yang beriman. Hendaklah kita fahami bahwa ujian Allah dapat berupa dalam bentuk nikmat kebaikan dan juga musibah yang berbentuk kesusahan.
Firman-Nya:
Kami menguji kamu dengan kesusahan dan kesenangan sebagai cobaan; dan kepada Kamilah kamu semua akan dikembalikan. - al-Anbiya’ (21) : 35
Dari ayat di atas dapat kita nyatakan bahwa ujian yang perlu di hadapi oleh manusia ini terdiri dari dua bentuk.
PERTAMA:
Perkara yang sesuai dengan hawa nafsu manusia seperti kekayaan, jabatan tinggi, terkenal dan mengecapi semua nikmat dunia yang lain. Manusia ketika ingin mencapai nikmat dunia, mereka perlu untuk berusaha dengan bersungguh-sungguh serta bersabar. Apabila nikmat tersebut telah dicapai maka ujian yang datang darinya juga begitu hebat maka kesabaran memainkan peranan yang penting demi menjamin bahwa nikmat dunia yang diperolehi itu dipergunakan sesuai dengan kehendak Allah dan Rasul-Nya. Sebagai contoh, kekayaan yang kita perolehi adakalanya menyebabkan manusia lupa daratan, menjadi angkuh dan menjauhkannya dari perintah Allah SWT. Oleh itu hendaklah hawa nafsu itu diperangi menerusi sifat sabar agar kekayaan bukan saja akan menjadikannya insan yang beriman malah dibelanjakan hartanya itu sesuai dengan kehendak Allah dan Rasul-Nya. Allah SWT. mengingatkan kita melalui firman-Nya:
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu dilalaikan oleh (urusan) harta benda kamu dan anak-pinak kamu daripada mengingati Allah (dengan menjalankan perintah-Nya). Dan (ingatlah), sesiapa yang melakukan demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. – al-Munaafiquun (63) : 11
KEDUA:
Ujian dalam ketegori ini meliputi perkara-perkara yang tidak sesuai dengan kehendak hawa nafsu manusia. Ianya boleh terjadi disebabkan perbuatan atau usaha manusia itu sendiri ataupun ianya datang di luar kemampuan manusia seperti bencana yang tidak dapat dielakkan. Ujian yang tidak sesuai dengan hawa nafsu kita tetapi terjadi disebabkan perbuatan manusia sendiri terbagi kepada dua bentuk.
a) KETAATAN :
Manusia memerlukan kesabaran tatkala hendak melaksanakan amalan-amalan yang berbentuk ketaatan. Ini adalah karena ujian yang dihadapi oleh seseorang apabila hendak melaksanakan ibadah sekiranya tidak dihadapi dengan penuh kesabaran akan menyebabkan gagalnya perlaksanaan amalan tersebut. Sebagai contoh yang mudah apabila kita hendak melaksanakan solat tahajud atau subuh yang mana kita perlu menghadapi ujian malas untuk bangun awal dari tempat tidur kita. Sekiranya kita tidak sabar untuk menghadapi ujian tersebut maka akhirnya kita akan memilih kasur serta bantal yang empuk dari beribadah di atas sajadah.
Firman Allah SWT.:
“Tuhan yang mencipta dan mentadbirkan langit dan bumi serta segala yang ada di antara keduanya; oleh itu, sembahlah engkau akan Dia dan bersabarlah dengan tekun tetap dalam beribadat kepada-Nya; adakah engkau mengetahui sesiapapun yang senama dan sebanding dengan-Nya?” – Maryam (19) : 65
Segala amalan yang boleh membawa kita ke syurga dilingkari oleh perkara-perkara yang tidak disenangi oleh hawa nafsu yang perlu kita hadapi agar perlaksanaannya menjadi kenyataan.
Rasulullah saw. bersabda:
Syurga itu dikelilingi dengan hal-hal yang tidak disukai (oleh hawa nafsu), sedangkan neraka dikelilingi oleh syahwat. Hadis riwayat Imam Muslim (no: 2823)
b) KEMAKSIATAN:
Manusia juga memerlukan kesabaran yang tegar untuk menghindarkan diri dari melakukan perbuatan-perbuatan maksiat baik dari segi perbuatan, perkataan dan keinginan hatinya. Maksiat itu walaupun mempunyai daya tarikan yang kuat namun ianya sebenarnya tidak sesuai dengan kehendak hawa nafsu manusia karena pada hakikatnya ia akan membawa keburukan kepada manusia. Kita ambil contoh melakukan seks bebas. Perbuatan tersebut memang dapat memuaskan nafsu syahwat manusia, namun ia sebenarnya memusnahkan sistem kekeluargaan manusia, menyebarkan penyakit berjangkit serta membawa gejala sosial yang menghancurkan generasi masa depan. Lantaran itu Allah SWT. melarang perbuatan maksiat.
Firman-Nya:
Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil, dan berbuat kebaikan, serta memberi bantuan kepada kaum kerabat; dan melarang daripada melakukan perbuatan-perbuatan yang keji dan mungkar serta kezaliman. Dia mengajar kamu (dengan suruhan dan larangan-Nya ini), supaya kamu mengambil peringatan mematuhi-Nya. - al-Nahl (16) : 90
Ujian yang datang tanpa dapat diduga oleh manusia dalam bentuk bencana maupun musibah yang dihadapi juga terdapat dua bentuk.
a) Musibah yang melanda namun manusia mampu menghindarinya seperti penganiayaan sesama manusia, dikucilkan/dijauhkan oleh masyarakat, dihina oleh orang ramai melalui perbuatan dan ucapan. Sebagai contohnya ujian yang dihadapi oleh para pendakwah yang dicemoohkan oleh masyarakat sekelilingnya yang jahil dan musuh-musuh Allah. Dia sebenarnya boleh meneruskan dakwahnya dengan cara yang penuh hikmah dan bersabar atas ujian tersebut tanpa melakukan apa-apa balasan yang akan memburukkan lagi keadaan.
Firman Allah SWT.:
Dan bersabarlah terhadap apa yang dikatakan oleh mereka (yang menentangmu), dan jauhkanlah dirimu dari mereka dengan cara yang baik. – al-Muzzammil (73) : 10
Walaupun begitu Allah SWT membenarkan kita untuk membalas kejahatan yang dilakukan oleh pihak lain tanpa melakukannya secara berlebih-lebihan namun bersabar itu adalah jalan yang lebih baik.
Dan jika kamu membalas kejahatan (pihak lawan), maka hendaklah kamu membalas dengan kejahatan yang sama seperti yang telah ditimpakan kepada kamu, dan jika kamu bersabar, (maka) sesungguhnya yang demikian itu adalah lebih baik bagi orang-orang yang sabar. – al-Nahl (16) : 126
b) Musibah yang melanda manusia dan dia tidak mampu untuk menghalangnya sama sekali. Contohnya seperti kematian, kemarau berpanjangan, kecacatan, wabah penyakit, banjir besar dan bencana-bencana alam yang lain. Apabila terjadinya musibah sedemikian rupa maka hendaklah kita menghadapinya dengan keridhaan dan penuh kesabaran.
Firman Allah SWT:
Demi sesungguhnya! Kami akan menguji kamu dengan sedikit perasaan takut (kepada musuh) dan (dengan merasai) kelaparan, dan (dengan berlakunya) kekurangan dari harta benda dan jiwa serta hasil tanaman. Dan berilah khabar gembira kepada orang-orang yang sabar. – al-Baqarah (2) : 155
Haruslah kita ingati bahwa musibah yang menimpa manusia itu ada hikmah yang tersembunyi. Sebagai contohnya bagi mereka yang berada dalam daerah yang dilanda wabhk taun dan menghadapinya ridha dan penuh kesabaran maka Allah SWT. akan memberinya ganjaran seperti seorang yang mati syahid.
‘
Aisyah r.a bertanya kepada Rasulullah saw. tentang hal wabah taun, maka diberitahu oleh Rasulullah saw. bahwa wabah taun ialah satu bentuk siksa Allah yang dikirimkan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya, tetapi Allah menjadikannya sebagai rahmat bagi para hamba-Nya yang beriman. Maka seorang mukmin yang berada di daerah yang dijangkiti wabah itu jika sabar dan ikhlas karena dia mengerti tidak akan terkena wabah itu kecuali kalau memang sudah ditakdirkan Allah baginya, maka Allah akan mencatat baginya sebagai ganjaran seperti pahala seorang yang mati syahid. – Hadis riwayat Imam al-Bukhari (no: 3474)
Justru itu dapatlah kita fahami bahwa semua umat manusia tergantung kepada pelbagai bentuk ujian daripada Allah SWT dan kenyataan ini memerlukan setiap orang memahami sifat kesabaran yang hakiki dalam setiap gerak-gerik hidupnya. Menyadari akan pentingnya sifat kesabaran ini maka Allah SWT. memberikan keutamaan yang besar bagi mereka yang sabar. Di antara keutaman-keutamaan tersebut adalah seperti berikut:
a) Sifat sabar menunjukkan seseorang itu memiliki keimanan yang tinggi kepada Allah SWT. Sabda Rasulullah saw:
Sangat mengagumkan keadaan seorang mukmin sebab segala keadaan untuknya (dianggap) baik dan tidak mungkin terjadi demikian kecuali bagi seorang mukmin. Jika mendapat nikmat dia bersyukur maka syukur itu lebih baik baginya. Dan bila menderita kesusahan dia sabar maka kesabaran itu lebih baik baginya. - Hadis riwayat Imam Muslim (no: 2999)
b) Mereka yang sabar akan menerima ganjaran pahala yang tidak terbatas dan memudahkannya untuk menjadi ahli syurga. Firman Allah SWT:
Sesungguhnya orang-orang yang bersabarlah saja yang akan disempurnakan pahala mereka dengan tidak terkira. – al-Zumar (39) : 10
Rasulullah saw. bersabda:
Allah ‘Azza wa Jalla telah berfirman: “Apabila saya menguji seorang hamba-Ku dengan buta kedua matanya, kemudian dia sabar, maka Aku akan menggantikannya dengan Syurga. – Hadis riwayat Imam al-Bukhari (no: 5653)
c) Mereka yang sabar senantiasa dekat dengan Allah SWT dan mudah untuk menerima bantuan-Nya bagi menghadapi kehidupan yang mendatang. Firman-Nya
Sesungguhnya Allah menyertai(membantu) orang-orang yang sabar. – al-Baqarah (2) : 153
d) Kesabaran termasuk dalam kategori amalan yang sangat baik dan dituntut untuk dikerjakan. Firman Allah SWT:
Dalam pada itu (ingatlah), orang yang bersabar dan memaafkan (kesalahan orang terhadapnya), sesungguhnya yang demikian itu adalah dari perkara-perkara yang dikehendaki diambil berat (melakukannya). – al-Syuura (42) : 43
e) Kesabaran menunjukkan seseorang untuk memiliki kekuatan yang hakiki. Sabda Rasulullah saw.
“Bukan ukuran kekuatan seseorang itu dengan bergusti tetapi orang yang kuat itu adalah orang yang mampu mengawal hawa nafsu ketika marah.” – Hadis riwayat Imam al-Bukhari (no: 6114)
Demikanlah beberapa keutamaan sifat sabar dengan harapan melalui keutamaan-keutamaan yang dipaparkan ini akan menjadi pencetus yang membakar semangat bagi para pembaca untuk menjadi insan yang penyabar terutamanya ketika menghadapi pelbagai ujian daripada Allah SWT. Apalagi hidup pada zaman yang serba moden ini kita semakin banyak memerlukan dan memaksimumkan sifat kesabaran dalam jiwa kita. Amin Ya Allah Ya Robbal Alamin.
Friday, September 23, 2016
Saturday, September 10, 2016
10 Cara Menjadi Tangguh Menghadapi Cobaan
Posted By:
Unknown
KETANGGUHAN DALAM MENGHADAPI COBAAN AKAN MENJADIKAN KITA PRIBADI YANG LEBIH BAIKMenghadapi cobaan. Mengapa kita harus tangguh menghadapi cobaan, sebab cobaan itu bagian dari hidup kita dan ada kebaikan dari cobaan tersebut. Kita tidak bisa menghindari cobaan selama hidup ini. Maka daripada kita menghindari cobaan, maka langlah yang benar adalah membina diri untuk menjadi pribadi yang tangguh dalam menghadapi cobaan.
Cobaan datang dari Allah dan Allah sudah memberikan cara menghadapi cobaan tersebut. Jika kita telusuri Al Quran Dan Hadits, banyak sekali ayat dan hadits yang membimbing kita agar tangguh menghadapi cobaan.
Langkah pertama yang harus kita yakini adalah, yakinlah bahwa ujian atau cobaan itu untuk kebaikan kita sendiri.
وَقَطَّعْنَاهُمْ فِي الْأَرْضِ أُمَمًا ۖ مِّنْهُمُ الصَّالِحُونَ وَمِنْهُمْ دُونَ ذَٰلِكَ ۖ وَبَلَوْنَاهُم بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran). (QS .7.168)
إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَٰئِكَ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌkecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar. (QS.11:11)
Tiada seorang muslim tertusuk duri atau lebih dari itu, kecuali Allah mencatat baginya kebaikan dan menghapus darinya dari dosa. (HR Bukhari)
Barangsiapa dikehendaki Allah kebaikan baginya, maka dia diuji (dicoba dengan suatu musibah) (HR Bukhari)
Kita menghadapi cobaan dengan benar, artinya kita akan mendapatkan kebaikan. Sebaliknya jika kita salah dalam menghadapi cobaan, maka malah keburukan dan siksa yang kita dapat dan cobaan itu sendiri tidak hilang. Rugi 2 kali!
Sikap Positif Dalam Menghadapi Cobaan
Lalu bagaimana cara kita menghadapi cobaan? Kata kuncinya adalah bagaimana kita menyikapi ujian tersebut. Mungkin kita berada dalam sebuah kondisi dimana kita memang tidak punya pilihan, artinya kita harus mengalami ujian itu. Namun, sebenarnya kita selalu punya pilihan, setidaknya dalam sikap.
Menyikapi cobaan dengan positif sebenarnya sudah cukup, sebab sikap positif akan melahirkan semangat tidak menyerah, semangat mencari solusi, dan yang jelas, jika sikap positif itu berdasarkan Al Quran dan hadits, diiringi dengan niat ikhlas, maka kita PASTI akan mendapatkan balasannya di akhirat nanti.
Apa saja sikap positif yang harus kita pegang?
1. Yakinlah Anda Sanggup
Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan. (QS.65:7)
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya (QS.2:286)
Yakinlah bahwa setiap cobaan yang diberikan Allah kepada kita sesuai dengan kadar kemampuan kita. Jika kita merasa tidak sanggup menghadapi cobaan atau ujian yang kita alami, itu adalah sinyal bahwa kita harus meningkatkan kualitas diri kita. Bukan ujiannya yang terlalu berat, tapi diri kita sendiri yang loyo dan payah. Perbaiki diri, bukan mengeluh akan beratnya ujian.
Keyakinan diri bahwa kita akan sanggup menghadapi ujian, menjadikan diri kita tidak akan menyerah, sehingga mengambil tindakan untuk memperbaiki diri dan mencari solusi. Yakinlah Anda bisa, insya Allah.
2. Yang Kita Benci Bisa Jadi Baik Bagi Kita
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS2.216)
Kita harus yakin, bahwa Allah akan memberikan yang terbaik bagi kita. Mungkin kita menyukainya, padahal itu buruk bagi kita sehingga Allah menghilangkannya dari kita. Terasa pahit, padahal justru itu yang terbaik bagi kita. Kita mungkin tidak mengetahuinya, tapi Allah mengetahui. Jadi berprasangka baiklah bahwa apa yang terjadi itu untuk kebaikan Anda. Allah Maha Penyayang.
3. Cobaan Bukan Berarti Allah Benci Kepada Kita
Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu. (QS.93:3)
Cobaan itu tidak menunjukan bahwa Allah membenci kita. Rasulullah saw pun diberikan ujian oleh Allah, padahal beliau adalah habibillah (kekasih Allah). Jadi ujian bukan berarti benci. Justru untuk kebaikan sebagainya dijelaskan melalui ayat dan hadits yang sudah dibahas diatas.
4. Tenanglah, Kemudahan Akan Datang
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. 94:5-6)
Jangan khawatir dengan kesulitan, sebab Anda akan menemukan kemudahan. Syaratnya Anda harus bersedia melalui kesulitan tersebut.
5. Jika Anda Menghadapi Cobaan, Perbanyak Shalat
Apabila Rasulullah saw menemui suatu kesulitan, maka beliau segera mengerjakan shalat. (HR Abu Dawud)
Shalatlah bukan malah melamun, bukan malah mengeluh. Jika mau menangis, menangislah kepada Allah. Bangun malam, dirikan shalat malam, dan mintalah petunjukan dan pertolongan kepada Allah.
6. dan 7. Berdo’a dan Selesaikan Kesulitan Orang Lain
Barangsiapa ingin do’anya terkabul dan dibebaskan dari kesulitannya, hendaklah dia mengatasi (menyelesaikan) kesulitan orang lain (HR Ahmad)
Berdo’alah, karena Allah akan mengabulkan do’a kita. Dan, salah satu rahasia agar do’a itu dikabulkan, selesaikan atau bantu kesulitan orang lain. Mungkin aneh, kita sendiri sedang mengalami kesulitan tetapi malah harus menyelesaikan kesulitan orang lain. Ini adalah perintah Allah dan tidak mungkin salah.
8. Bersabarlah
Aku (rasulullah) mengagumi seorang mukmin yang bila memperoleh kebaikan, dia memuji Allah dan bersyukur. Bila ditimpa musibah, dia memuji Allah dan bersabar. (HR Ahmad)
Orang yang berbahagia ialah yang dijauhkan dari fitnah-fitnah dan orang yang terkena ujian dan cobaan, dia bersabar. (HR Ahmad)
Ada yang mengatakan bahwa sabar adalah resep untuk segala masalah. Memang benar. Tentu saja dengan definisi sabar yang benar. Seseorang yang sedang berperang membela agama Allah yang bersabar, adalah mereka yang teguh dalam peperangan itu. Justru Allah melarang kita menyerah atau meninggalkan pertempuran. Artinya menyerah bukanlah definisi sabar. Sabar adalah keteguhan dalam kebenaran.
Sabar juga bisa berarti adalah tetap teguh dalam mecari solusi. Anda tetap teguh dalam perjuangan keluar dari masalah. Jika Anda melakukan sabar dengan sabar yang benar, insya Allah solusi akan datang.
9. Dakwah
“Kalian harus menyeru kepada kebikan dan melarang dari kemungkaran. Kalau tidak, Allah akan mengirim hukuman kepada kalian, saat kalian berdo’a kepada-Nya, Dia tidak mengabulkan doa kalian.” (HR At Tirmidzi)
Berdo’alah kepada Allah, dan agar do’a kita dikabul kita harus berdakwah, menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran. Jangan berhenti berdakwah karena kita sedang dalam kesulitan, justru dakwah akan memudahkan kita mengatasi kesulitan. Jangan mengeluh masalah begitu berat, sementara kemungkaran kita diamkan saja. Jangan mengeluh tidak bisa mengatasi ujian, sementara kita tidak mengajak orang kepada kebaikan.
10. Khusyu’
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (QS.2:45-46)
Dan, mintalah pertolongan dari Allah dengan shabar dan shalat. Ini memang tidak mudah kecuali bagi mereka yang khusyu’, yaitu orang yang yakin bahwa dia akan menemui Allah dan akan kembali kepada-Nya. Saat kita yakin bahwa kita akan kembali kepada Allah, maka sebesar apa pun masalah yang kita hadapi, semuanya menjadi kecil, sebab urusan besar itu mempersiapkan diri untuk di akhirat nanti.
Inilah berbagai panduan dari Al Quran dan hadits bagaimana cara menyikapi cobaan dengan benar dan akan membawa solusi.
Saturday, September 3, 2016
Puasa Sunnah Di Bulan Dzulhijjah
Posted By:
Unknown
عن ابن عمر رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : ما من أيام أعظم ولا احب إلى الله العمل فيهن من هذه الأيام العشر فأكثروا فيهن من التهليل والتكبير والتحميد
وروى ابن حبان رحمه الله في صحيحه عن جابر رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: أفضل الأيام يوم عرفة.
Dari Umar Radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir dan tahmid. (HR Ahmad)
Puasa sunnah dzulhijjah, dikenal dengan puasa tarwiyah yaitu puasa pada tanggal 8 dzulhijjah, dan puasa Arofah yaitu pada tanggal 9 dzhulhijjah.
Kedua hari tersebut sangat dianjurkan untuk berpuasa karena memiliki keutamaan dan hikmah yang sangat luar biasa.
Rasulullah SAW bersabda,
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
Artinya :
“Puasa Arofah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.”
Dan masih banyak lagi keutamaan atau pahala berpuasa 10 hari pertama dzulhijjah, diantaranya yaitu sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra bahwasanya Rasulullah saw bersabda :
* Hari 1 bulan Dzulhijah adalah hari di mana Allah swt mengampuni dosanya Nabi Adam as.
Barang siapa berpuasa pada hari tersebut, Allah swt akan mengampuni segala dosanya.
* Hari 2 bulan Dzulhijah adalah hari di mana Allah swt mengabulkan doa Nabi Yunus dengan mengeluarkannya dari perut ikan.
Barang siapa berpuasa pada hari itu seolah olah telah beribadah selama satu tahun penuh tanpa berbuat maksiat sekejap pun.
* Hari 3 bulan Dzulhijah adalah hari di mana Allah swt mengabulkan doa Nabi Zakaria.
Barang siapa berpuasa pada hari itu, maka Allah swtakan mengabulkan segala do’anya.
* Hari 4 bulan Dzulhijah adalah hari di mana Nabi Isa AS dilahirkan.
Barang siapa berpuasa pada hari itu akan terhindar dari kesengsaraan dan kemiskinan.
* Hari 5 bulan Dzulhijah adalah hari di mana Nabi Musa AS dilahirkan.
Barang siapa berpuasa pada hari itu akan bebas dari kemunafikan dan azab kubur.
* Hari 6 bulan Dzulhijah adalah hari dimana Allah swt. membuka pintu kebajikan untuk Nabinya.
Barang siapa berpuasa pada hari itu akan dipandang oleh Alloh dengan penuh Rahmat dan tdk akan diadzab.
* Hari 7 dzulhijjah adalah hari ditutupnya pintu jahannam dan tidak akan dibuka sebelum hari kesepuluh lewat.
Barang siapa berpuasa pada hari itu Allah swt akan menutup tiga puluh pintu kemelaratan dan kesukaran serta akan membuka tigapuluh pintu kesenangan dan kemudahan.
* Hari 8 dzulhijjah adalah hari Tarwiyah.
Barang siapa berpuasa pada hari itu akan memperoleh pahala yang tidak diketahui besarnya kecuali oleh Allah swt.
* Hari 9 dzulhijjah adalah hari Arafah.
Barang siapa berpuasa pada hari itu puasanya menjadi tebusan dosanya setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.
* Hari 10 dzulhijjah adalah hari raya Iedul Qurban.
Barang siapa menyembelih Qurban, maka pada tetesan pertama darah Qurban diampunkan dosa dosanya dan dosa anak anak dan istrinya.
Dari uraian diatas, dapat kita ketahui bahwa puasa sunnah dzulhijjah di hari pertama sampai hari arafah (tanggal 9 dzulhijjah) banyak sekali manfaat dan keutamaannya atau banyak pahala yang dapat diperoleh bagi siapa saja yang menjalankannya, serta berqurban di hari ke sepuluh bulan dzulhijjah dapat melebur dosa-dosa keluarganya (dirinya, anak serta istrinya).
Semoga kita semua termasuk orang-orang yang senantiasa mengamalkan sunnah-sunnah rasul, termasuk menjalankan ibadah puasa sunnah dzulhijjah. Dan semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT ...
Aamiiin Yaa Rabbal'aalamiin ...
Apakah Sebenarnya Yang Ada Di Dalam Bacaan Tahiyat
Posted By:
Unknown
Andai kita mengetahui bahwa sebagian dari bacaan shalat itu adalah dialog. antara Rasulluah SAW dengan ALLAH AZZA WAJALLA, tentu kita tidak akan terburu-buru melakukannya...
Mari kita camkan dan renungkan kisah berikut ini, tentu akan berlinang air mata kita, Masya Allah...
Singkat cerita, pada malam itu Jibril AS mengantarkan Rasulullah SAW naik ke Sidratul Muntaha. Namun karena Jibril AS tidak diperkenankan untuk mencapai Sidratul Muntaha, maka Jibril AS pun mengatakan kepada Rasulullah SAW untuk melanjutkan perjalanan sendiri tanpa dirinya...
Rasulullah SAW melanjutkan perjalanan perlahan sambil terkagum-kagum melihat indahnya istana ALLAH SWT hingga tiba di Arsy...
Setelah sekian lama menjadi seorang Rasul, inilah pertama kalinya Muhammad SAW berhadapan dan berbincang secara langsung dg ALLAH Azza wa Jalla...
Bayangkanlah betapa indah dan luar biasa dahsyatnya moment ini, Masya Allah...
PERCAKAPAN Antara Muhammad Rasulullah SAW dg ALLAH Subhanahu wata'ala :
1. Rasulullah SAW pun mendekat dan memberi salam penghormatan kepada ALLAH SWT :
ATTAHIYYAATUL MUBAARAKAATUSH SHALAWATUTH THAYYIBAATU LILLAAH...(Semua ucapan penghormatan, pengagungan dan pujian hanyalah milik ALLAH).
2. Kemudian Allah SWT menjawab sapaannya :
ASSALAAMU ‘ALAIKA AYYUHAN NABIYYU WARAHMATULLAAHI WABARAKAATUH.(Segala pemeliharaan dan pertolongan ALLAH untukmu wahai Nabi, begitu pula rahmat ALLAH dan segala karunia-Nya).
3. Mendapatkan jawaban seperti ini, Rasulullah SAW tdk merasa jumawa atau berbesar diri, justru beliau tidak lupa dengan umatnya (ini yang membuat kita sangat terharu)...
Beliau menjawab dengan ucapan :
ASSALAAMU ‘ALAINAA WA ‘ALAA ‘IBADADILLAAHISH SHAALIHIIN.(Semoga perlindungan dan pemeliharaan diberikan kpd kami dan semua hamba ALLAH yg shalih).
Bacalah percakapan mulia itu sekali lagi… itu adalah percakapan ALLAH SWT dan hamba-NYA, Sang Pencipta dan ciptaan-NYA dan mereka saling menghormati satu sama lain, menghargai satu sama lain dan lihat betapa Rasulullah SAW mencintai kita umatnya, bahkan beliau tidak lupa dengan kita ketika Dia dihadapan ALLAH SWT...
4. Melihat peristiwa ini, para malaikat yg menyaksikan dari luar Sidratul Muntaha tergetar dan terkagum kagum betapa Rakhman dan Rakhimnya ALLAH SWT, betapa mulianya Muhammad SAW...
Kemudian para malaikat pun mengucap dengan penuh keyakinan :
ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH. WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASUULULLAAH.(Kami bersaksi bahwa tiada Tuhan selain ALLAH dan kami bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul Allah).
Jadilah RANGKAIAN PERCAKAPAN dalam peristiwa ini menjadi suatu bacaan dalam SHALAT yaitu pada posisi TAHIYAT Awal dan Akhir, yang kita ikuti dengan shalawat kepada Nabi sebagai sanjungan seorang individu yang menyayangi umatnya...
MUNGKIN sebelumnya kita tidak terpikirkan arti dan makma kalimat dalam bacaan Sholat ini.
Mudah-mudahan dengan penjelasan singkat ini kita dapat lebih meresapi makna shalat kita. Sehingga kita dapat merasakan getaran yg dirasakan oleh para malaikat disaat peristiwa itu...
Semoga bermanfaat untuk menambah kekhusu'an sholat kita, Aamiin Allahumma Aamiin...
Subscribe to:
Posts (Atom)