Saturday, May 28, 2016

PUASA SERIUS, DOSA TERHAPUS


PENJABARAN PUASA DENGAN METHODE TANYA JAWAB
I. Apakah yang dimaksud puasa menurut syara’?

Jawab; Puasa adalah menahan diri dari memasukkan suatu benda ke dalam rongga tubuh (kepala atau perut) baik berupa air, obat atau selainnya mulai dari terbitnya fajar hingga masuk waktu sholat maghrib disertai niat dalam hati.

Fajar adalah warna putih yang melintang di ufuk timur
Maghrib adalah tengelamnya semua bulatan matahari



II. Siapakah diwajibkan berpuasa?
Jawab; Puasa Ramadlan wajib hukumnya bagi setiap muslim yang baligh dan berakal serta mampu untuk berpuasa, maka puasa tidaklah sah bagi orang non muslim (kafir asli) begitu juga orang murtad, karena keimanan adalah salah satu syarat diterimanya amal perbuatan saleh kita. Puasa juga tidak wajib bagi anak kecil, orang gila, serta orang yang tidak mampu menjalankannya seperti perempuan yang sedang haid dan nifas.
III. Sebutkan rukun puasa?
Jawab;
• Rukun yang pertama adalah: Niat, tempatnya di dalam hati. Maka tidak disyaratkan untuk melafalkannnya dengan lisan, niat ini wajib dilakukan setiap hari selama bulan Ramadlan. Waktunya dimulai dengan masuknya waktu shalat maghrib hingga fajar (sebelum masuk waktu subuh)
Lafalnya sebagai berikut:
نويت صوم غد عن أداء فرض شهر رمضان إيمانا واحتسابا لله تعالى
atau semisalnya.
Menurut sebagian ulama’ cukup bagi orang yang hendak berpuasa Ramadlan untuk berniat puasa sebulan penuh pada malam pertama bulan Ramadlan
• Rukun kedua adalah: menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa seperti memasukkan benda ke dalam rongga tubuh yang terbuka (perut atau kepala) meskipun benda berukuran kecil seperti biji wijen mulai dari terbitnya fajar hingga terbenamnya seluruh bulatan matahari
Rongga-rongga terbuka adalah: hidung, mulut, telinga, lobang qubul dan dubur
IV. Bagaimana cara mengetahui masuknya bulan Ramadlan?
Ialah seperti yang disabdakan nabi:
"صوموا لرؤيته وأفطروا لرؤيته فإن غم عليكم فأكملوا عدة شعبان ثلاثين يوما" (رواه البخاري و مسلم وأصحاب السنن و غيرهم)
“Berpuasalah kalian karena melihat bulan sabit, dan berbukalah kalian karena melihat bulan sabit, apabila kalian terhalang mendung maka sempurnakanlah Sya’ban menjadi 30 hari”
Para ulama telah menjabarkan secara lugas bahwa ketetapan awal bulan-bulan hijriyah harus berdasarkan pada rukyatul hilal (melihat bulan sabit). Karena hal tersebut secara jelas telah ajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam. Jadi hisab bukanlah pegangan dalam penentuan awal bulan Ramadhan. Orang yang menjadikan hisab sebagai patokan maka telah menyalahi banyak hadist Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam.
Semoga bermanfaat!


0 comments:

Post a Comment

Copyright @ 2013 Rohis Bisa.

Designed by|Mr.Budi